Berdasarkan UU 23/1999, otoritas moneter dipisahkan dari otoritas
pemerintahan. Sehingga BI sekarang menjadi lembaga yang benar2 independen dan
bebas dari campur tangan pemerintah.
Dan katanya dalam sistem pemerintahan Indonesia, kedudukan BI dan
Pemerintah adalah sederajat dan masing-masing memiliki tugas dan fungsinya
sendiri-sendiri. BI sebagai otoritas moneter, bertugas menjaga dan memelihara
kestabilan nilai mata uang rupiah, sedangkan Pemerintah bertugas sebagai
penyelenggara pemerintahan yang mencakup kegiatan penggunaan dan pengumpulan
anggaran.
Benarkah demikian....? Apakah BI menjaga kestabilan nilai rupiah....?
Pada kenyataanya, justru sebaliknya. BI dan pemerintah tidaklah sederajat.
Tapi BI satu derajat diatas pemerintah.... BI bisa berjalan tanpa pemerintahan,
tapi pemerintah tidak akan pernah bisa berjalan tanpa rupiah. Pemerintah butuh
dana untuk membiayai operasional pemerintahannya.....
Dan BI sebagai bank sentral, sejak pertama kali didirikan sampai sekarang
tidak pernah berhasil menjaga kestabilan nilai rupiah. Lihat saja pada
kenyataannya..... dulu harga krupuk berapa, sekarang berapa...? Bagaimana
dengan bensin, beras, sayur, SPP, dll........? Adakah yang stabil harganya....?
Sebagai contoh, dulu waktu saya masih kecil, harga kerupuk Rp 25,-, gede
lagi krupuknya.... Sekarang Rp 500,-. Nampaknya harga krupuk naik
20x lipat dalam beberapa tahun terakhir.....
Sebenarnya, bukanlah harga krupuknya yang naik, tapi nilai rupiah lah yang
turun. Dulu Rp 25,- dapat satu, sekarang Rp 25 hanya dapat 1/20
krupuk.
Jadi sebenarnya nilai rupiah turun 95% terhadap nilai krupuk. Karena
dulu Rp 25,- dapat 100% krupuk, sekarang Rp 25,-
hanya dapat 5% krupuk....
Sekali lagi bukan harga krupuk yang naik... Tapi rupiah telah kehilangan
hampir seluruh daya belinya hanya dalam beberapa tahun saja....
BI berhasil menjaga kestabilan nilai rupiah...... ?
Inflasi = turunnya nilai mata uang karena bertambahnya
jumlah uang dalam peredaran. Hal ini karena bank terus2an mencetak uang baru.
Inflasi bukan naiknya harga. Sekali lagi, inflasi bukanlah naiknya harga....
Itulah salah kaprah yang kesekian....
Nilai krupuk dari dulu tetap, karena krupuk itu adalah barang riil. Uang
hanyalah alat untuk mengukur nilai agar bisa diperhitungkan dengan angka.
Seperti halnya penggaris untuk mengukur nilai panjang, timbangan untuk mengukur
nilai berat, atau alat ukur yang lain.... Jadi barang yang diukur tetap, tapi
skala ukurnya lah yang berubah....
Satu2nya alat ukur di planet ini yang tidak kosisten dan selalu
berubah-ubah adalah uang.....
Gandum seberat 1kg, sepuluh tahun lagi diukur nilainya juga tetap 1kg.
Tapi lihat lah ukuran harganya......, dulu berapa duit, sekarang berapa
duit......?
Paham ... !!!
Silahkan tengok nilai rupiah terhadap barang2 lain. Naik atau turun....?
Mengapa demikian....? Jangan harap harga barang akan turun, harga barang akan
terus naik dari tahun ke tahun......
Mengapa naik terus....?
Karena bank mencetak uang baru setiap hari, sehingga sistem uang hutang
ini menghasilkan hutang yang abadi dan inflasi yang abadi pula.....
Sampai kapanpun, BI tak kan pernah bisa menjaga kestabilan nilai rupiah.
Bukan salah BI, tapi sistem keuangan yang digunakan.... Kandang sistem keuangan
inilah yang selama ini telah mengurung kita semua, namun kita menerima dan
terbiasa dengan ini semua. Kita menerima bahwa sesuatu yang disebut “kenaikan
harga” itu merupakan hal yang wajar.....
No comments:
Post a Comment