1. PERJALANAN
SEJARAH UANG
Dahulu, sebelum ditemukan uang,
manusia melakukan barter/ tukar menukar barang secara langsung. Lalu manusia
mulai melakukan “barter tidak langsung” menggunakan berbagai alat tukar untuk
mempermudah pertukaran barang. Berbagai barang langka dan unik digunakan
sebagai alat tukar, seperti batu yang langka, gigi buaya, kerang, garam, bahkan
bulu elang sekalipun pernah digunakan sebagai alat tukar...
Dan konsep barang langka sebagai
“penyimpan nilai/harga” masih berlaku sampai sekarang, seperti pada berlian dan
berbagai perhiasan yang kita ketahui saat ini.
Seiring dengan berjalannya waktu
& berkembangnya peradaban, emas mulai menjadi alat tukar yang dominan,
karena sifat2 yang dimilikinya. Emas merupakan logam yang langka, mudah
dibentuk, awet, dan tahan karat.
Sekitar 680 – 630 SM, di Lydia
(sebuah kerajaan di Asia Minor di daerah Turki), emas mulai dicetak menjadi
koin dengan standar ukuran & berat yang sama. Sejak saat itu, “KOIN EMAS” yang
digunakan sebagai alat tukar mulai disebut sebagai “MONEY/UANG”.
Dengan teknologi yang ada saat itu,
setiap koin dibuat dengan ukuran dan berat yang sama, sehingga mudah
dipertukarkan dan mempunyai nilai yang sama dimanapun. Koin emas mulai menjadi
sangat berguna sebagai alat ukur & alat tukar. Manusia pun mulai bisa
mengukur harga barang dan jasa dengan sejumlah koin emas.
Seiring dengan berkembangnya
peradaban dan perdagangan internasional. Maka membawa uang dalam bentuk koin
emas dalam jumlah yang banyak sangat merepotkan. Lalu muncullah “BANK” yang memberikan
jasa untuk menyimpan koin emas kemudian memberikan “nota/ surat klaim/
sertifikat” atas penyimpanan sejumlah koin emas yang dimiliki oleh
seseorang pada Bank tersebut.
Kemudian kertas nota/ sertifikat
tersebut justru sering dipergunakan sebagai alat tukar layaknya emas itu
sendiri. Bahkan lebih mudah dan nyaman, karena ringan dan tidak perlu
menghitung satu persatu seperti jika bertransaksi dengan koin. Lalu kertas
sertifikat itu disebut sebagai“CURRENCY/MATA UANG”.
Pada perkembangan berikutnya, Bank
mulai menyimpan koin emasnya sendiri dan menerbitkan sertifikat atas emas
tersebut lalu meminjamkannya & menarik bunga. Sehingga Bank tidak hanya
mendapatkan pemasukan dari biaya penitipan koin emas, tetapi juga mendapatkan
keuntungan dari bunga atas pinjaman sertifikat emas mereka.
Sekitar tahun 1800an, Bank mulai
menawarkan fasilitas simpanan terhadap sertifikat emas/ mata uang kertas, yang
kemudian berkembang menjadi demand deposit (simpanan yang bisa diambil sewaktu
waktu) dan time deposit (simpanan berjangka).
Jadi, dari perjalanan sejarah
tersebut dapat kita ketahui bahwa kertas yang digunakan untuk transaksi itu
adalah “CURRENCY/MATA UANG”. Sedangkan “MONEY/UANG” adalah koin
logam mulia (emas) yang disimpan oleh Bank.
Tanpa MONEY yang disimpan oleh BANK,
maka CURRENCY tidak ada nilainya sama sekali.... Tanpa Money yang disimpan di
Bank, Currency hanyalah lembaran kertas yang tidak akan bernilai lebih dari
selembar kertas, dan Masyarakat tidak akan mau menggunakannya sebagai alat tukar...
Namun hal itu sekarang sudah SALAH
KAPRAH... karena yang diketahui sebagian besar masyarakat saat ini adalah...
CURRENCY/MATA UANG =
MONEY/UANG
Padahal sebenarnya...
CURRENCY/MATA UANG ≠
MONEY/UANG
Ibarat anda memasukkan baju anda ke
laundry, maka anda akan mendapatkan nota atas baju yang anda laundry tersebut.
Nota tersebut hanyalah kertas yang menyatakan bahwa anda yang memiliki baju
tersebut.... Nota itu sendiri tidak akan ada nilainya tanpa baju anda. Jadi,
yang mempunyai nilai sebenarnya adalah baju anda, bukan nota anda... Nota
tersebut hanyalah selembar kertas yang menyatakan bahwa anda yang memiliki baju
tersebut...
Begitu pula currency, itu hanyalah nota
atas money... mata uang hanyalah lembaran kertas, mata uang bukanlah uang...,
uang yang sesungguhnya adalah emas... Mata uang kertas hanyalah nota
yang menyatakan bahwa si pemegang nota tersebut memiliki sejumlah emas yang
disimpan di Bank yang menerbitkan nota tersebut...
Salah kaprah tersebut muncul karena
generasi Masyarakat berikutnya, tanpa disadari berpola pikir seperti “pola pikir monyet
dalamkandang penelitian”... pola pikir yang hanya mengikuti apa yang
dilakukan oleh generasi sebelumnya...
Ya... kita mempercayai begitu saja
bahwa mata uang kertas itu adalah sesuatu yang benar2 bernilai dan berharga,
hanya karena kita melihat generasi2 sebelum kita melakukan transaksi dengan
kertas tersebut. Hingga hari inipun kita masih mempercayai bahwa kertas
tersebut adalah sesuatu yang sangat bernilai... Dan kita semua
bekerja, hanya untuk mendapatkan kertas tersebut...!!! Bahkan ada yang rela
melakukan apapun demi mendapatkan kertas tersebut...!!!
Kita mengikutinya karena kita semua
sudah menganggap hal itu sebagai suatu kebenaran tanpa mempertanyakannya sama
sekali..., apakah “currency” yang kita gunakan saat ini merupakan sertifikat
atas “money” (emas yang disimpan di Bank)...? Atau hanya benar2 selembar kertas
yang bisa di print begitu saja tanpa batas oleh Bank tanpa perlu mereka
memiliki emas sebagai backup nilai yang sesungguhnya...?
Tanpa disadari, kita sudah terjebak
dalam sistem keuangan yang merugikan kita. Kita sudah membenarkan kebiasaan,
bukan membiasakan kebenaran... Karena ternyata..., currency yang kita gunakan
saat ini hanyalah lembaran kertas yang diprint oleh pihak Bank tanpa batas... Bahkan
dengan teknologi sekarang, currency tersebut hanya berupa angka digital dalam
komputer perbankan...
Tanpa disadari... kita semua sudah
menjadi budak dari kertas & angka digital tersebut...!!! Lebih
tepatnya, kita sudah menjadi budak dari mereka yang ngeprint kertas &
ngetik angka digital tersebut...!!!
Currency yang ada di dunia saat ini
bukanlah nota/ sertifikat atas emas lagi. Ya... currency saat ini tidak
dibackup dengan emas sama sekali... Dan pada dasarnya, Bank bisa menciptakannya
tanpa batas, baik kertas maupun digital... Bahkan, sekitar 90% Rupiah yang ada
dalam peredaran saat ini hanya berupa angka digital yang hanya ada dalam
komputer perbankan, sisanya yang sekitar 10% mempunyai bentuk fisik kertas
maupun koin... Pada pembahasan Rupiah nanti, anda akan melihat data
tersebut... :-)
Dan sebagian besar Masyarakat kita
saat ini benar2 mempercayai bahwa mata uang kertas itu benar2 sesuatu yang
bernilai dan berharga... Namun, sebenarnya yang membuat kertas
tersebut bernilai dan berharga adalahKEPERCAYAAN MASYARAKAT atas mata
uang kertas tersebut....
Tanpa kepercayaan Masyarakat,
maka mata uang kertas itu tidak ada nilainya... hanyalah selembar kertas biasa
yang tidak akan lebih nilainya dari selembar kertas...!!! Apalagi
jika mata uang digital... adakah nilainya...???
Kepercayaan Masyarakat atas mata uang
kertas & digital inilah yang dimanipulasi oleh para Bankir internasional
untuk memperbudak dan menipu Masyarakat selama ini.... Ya, tanpa disadari kita
semua sudah menjadi budak dari mereka yang ngeprint angka kertas & ngetik
angka digital tersebut...!!!
Pekerjaan yang kita lakukan selama
ini, pastilah untuk mendapatkan angka tersebut...!!! Kita
bersekolahpun hanya untuk mendapatkan ijazah, yang merupakan tiket untuk
mencari pekerjaan agar mendapatkan angka kertas & digital
tersebut...!!! Tanpa mendapatkan tiket tersebut, apakah anda masih
mau bersekolah...??? :-)
Kepercayaan kita inilah yang selama
ini mereka manfaatkan untuk melakukan fraud & scam atas kita
semua... Dan mereka terus melakukannya hingga hari ini & nanti,
demi keserakahan mereka....
No comments:
Post a Comment