Kita sudah terbiasa dari generasi ke generasi membenarkan kebiasaan, bukan
membiasakan kebenaran....
Sebagian besar aktivitas hidup kita ternyata seperti yang dilakukan monyet
dalam kandang tersebut. Kita hanya mengikuti kebiasaan dan pola pikir yang sudah
ada.
Jadi berdasarkan “pola pikir dari generasi ke generasi", pola pikir
kita memang pola pikir “monyet dalam kandang" itu .... :-)
Misalnya..., mari kita lihat contoh berikut....
Dalam suatu institusi agama.... Sebagian besar pasti mengikuti generasi
sebelumnya yang telah melahirkannya. Lalu setelah tumbuh dan dewasa, pasti
mempercayai kebiasaan yang dilakukan generasi sebelumnya itu sebagai suatu
kebenaran.
Dan biasanya yang diberikan kepada generasi berikutnya merupakan pemahaman
dari pola pikir yang sudah ada beserta aturan2nya, bukan petunjuk untuk mencari
kebenaran. Dan menyatakan bahwa kebiasaan seperti inilah yang benar....
Sehingga generasi berikutnya pun mempercayai begitu saja, tanpa pernah
mempertanyakan mengapa demikian.... Tanpa mempertanyakan apakah benar2 “benar”
kebiasaan yang sudah dilakukan selama ini.... Tanpa pernah mencari tahu,
filosofi apa yang ada dibalik kebiasaan yang dilakukan selama ini...
Karena kebiasaan itu sudah dianggap menjadi suatu kebenaran, maka, kita
tidak akan pernah mencoba menengok kebenaran serta filosofi kebiasaan yang
sudah kita percayai sejak kecil tersebut. Generasi berikutnya hanya mengikuti
pola pikir yang sudah ada dan tidak pernah membuka parasut lagi. Karena memang
tidak pernah diberi petunjuk untuk membuka parasut. Generasi itu sudah terbiasa
dengan parasut yang terbungkus rapi....
Bahkan dari generasi ke generasi, banyak diantara kita cenderung
menyalahkan apa yang menjadi kebiasaan orang lain dan membenarkan kebiasaan
sendiri. Bahkan, sampai timbul aliran yang berbeda dalam institusi
yang sama. Masing2 aliran biasanya memiliki aturan kebiasaan yang berbeda, dan
merasa bahwa aturan merekalah yang benar. Aturan itulah yang biasanya mereka
bahas dari generasi ke generasi, bukan petunjuknya.....
Gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, kuman di seberang pantai terlihat
jelas. Marilah kita tengok kebiasaan kita masing2 tanpa menghakimi kebiasaan
lain....
Mengapa contohnya kandang institusi agama...?
Karena monyet yang satu ini hanya sekedar ingin menunjukkan apa yang telah
kita lakukan selama ini.... Benarkah apa yang kita lakukan selama ini...?
Marilah kita koreksi diri sendiri tanpa menghakimi orang lain....
Dan disini, monyet yang satu ini akan menunjukkan suatu institusi yang
lebih sakral dari pada institusi agama. Suatu kandang institusi yang tak pernah
anda sadari keberadaannya. Kandang institusi ini telah mempengaruhi institusi
agama. Bukan hanya sekedar mempengaruhi, selama ini institusi agama justru
bertekuk lutut dan disesuaikan dengan institusi yang satu ini....
Kandang institusi yang satu ini benar2 luar biasa..... Institusi ini jauh
lebih sakral daripada institusi apapun.... Karena selama ini, sebenarnya
anda lebih mempercayainya daripada anda mempercayai agama anda....
No comments:
Post a Comment